Saturday, February 18, 2012

One Day: 20 tahun dalam 15 Juli

Mungkin karena saya yang terlalu lama tidak mengakses buku-buku anyar, mungkin karena teknik menulis David Nicholls yang spesial, yang jelas saya merasa novel cinta-cintaan ringan ini tidak menye-menye dan tetap realistis.

Buku terbitan 2009 ini baru mulai saya baca pada awal tahun lalu, 2011. Dan kalau tidak salah film dengan judul yang sama juga muncul di akhir 2011. Namun percayalah, jauh lebih menggairahkan membaca bukunya.

Berbeda dengan gaya film maupun novel ringan amerika yang berpedoman pada kebahagiaan di akhir, novel ini menawarkan kebahagiaan bahagia yang getir. Seorang teman berkata, One day adalah Kuch Kuch Hota Hai versi Amerika. Mungkin begitu yang tampak jika kita menonton filmnya, tapi tidak untuk novel yang menawarkan sensasi, geram, getir dan manis pada saat yang sama.

Ada satu dialog yang paling saya suka dalam buku ini.

"Travelling," she sighed. "So predictable."
"What's wrong with travelling?"
"Avoiding reality more like."
"I think reality is over-rated."

20 tahun hubungan Emma dan Dexter melewati 5 fase kehidupan, dalam 23 bab. Tiap bab adalah 15 Juli, terhitung 23 kali 15 Juli dalam buku ini.

Seperti kebanyakan novel Amerika, Emma adalah mahasiswa kutu buku, revolusionis, aktivis yang jatuh cinta pada Dexter, mahasiswa kaya, popular, tampan, digilai perempuan.

Jalan cerita kelihatannya biasa saja. Dexter yang pernah menghabiskan waktu meniduri murid-murid les-nya di Perancis, bertambah populer saja setelah terjun ke dunia televisi.

Sementara tidak ada yang sepsial pada metamorfosa Emma, idealisme membawanya pada retauran meksiko, dan terakhir menjadi guru SD.

Em dan Dex mulai hidup masing-masing. Em menekan perasaannya pada Dex, dan menghabiskan waktu bersama pacar barunya sementara Dex sibuk meniduri perempuan cantik dari klab ke klab.

Alur cerita yang kalau diceritakan dengan gaya biasa, memang terkesan membosankan dan klise. Tentu David Nichole punya formula sendiri. Ending sempat tidak tertebak, lalu kembali menjadi klise pada akhirnya (seperti kuch-kuch hota hai yang tidak keliahtan jalannya di tengah cerita).

Meski demikian, juga seperti Kuch Kuch Hota Hai, David Nicholls memberi cara pandang segar, teknik menulis yang nikmat, sehingga apapun yang dia lakukan pada akhir cerita, seolah tidak ada yang dapat lebih benar dari pada akhir cerita yang dia pilih.



Judul: One Day
Tahun terbit: 2009
Pengarang: David Nicholls
Penerbit: Hodder & Stoughton Ltd, London

No comments:

Post a Comment